cerita

Selamat malam, kelihatannya malam ini saya ingin bercerita. Bercerita singkat tentang perjalanan hidup, iya hidup seperti nama blog ini yang sebenarnya saya buat untuk menceritakan tentang sebuah kehidupan namun baru kali ini saya benar benar ingin bercerita.

Saya ingin bercerita tentang dua manusia. Dua manusia yang sebenarnya lemah tapi terlalu angkuh untuk mengakui dan mencoba untuk tegar dan tetap kuat. Kali ini, kedua manusia ini sama sama mendapat suatu pelajaran berharga, pelajaran untuk tetap berada di daratan, pelajaran untuk tidak terbang terlalu tinggi hingga melihat diri terlalu tinggi.

Panggilan? Sebut saja Gunung dan Laut. Seperti lagunya Payung Teduh ya, tapi enggak kok, Gunung dan Laut masih punya emosi. Gunung adalah seorang pria dengan karakternya yang kuat layaknya sebuah gunung dan Laut adalah seorang wanita dengan topeng, indah di luar layaknya lautan. 

 

They shared love, they shared affection, they have the chemistry.

 

Namun, keduanya terlena dengan dunia sendiri sehingga buta dengan sekitar dan terbang terlalu tinggi hingga akhirnya mereka ditabrakan dengan kenyataan. Kenyataan bahwa dunia ini tidak melulu tentang mereka berdua. Kenyataan bahwa sesungguhnya roda kehidupan memang benar adanya. Hatinya buta akan pengakuan dan cara terdekat dan termudah untuk mendapat pengakuan tersebut adalah dengan menduduki sebuah jabatan.

Mereka lupa dan terlalu sombong untuk melihat posisi di bawah. Mereka lupa dimana tempatnya mereka dibutuhkan, mereka dikalahkan oleh ke egoisan mereka.

Baru baru ini saya pergi ke ArtJog, sebuah art exhibition di kota Jogja. Disana, ada sebuah karya yang sangat menarik, sebuah instalasi berbentuk panggung yang sekitarnya sangat gelap hanya ada satu cahaya spot light yang menerangi satu titik di panggung tersebut dimana jika kita berdiri di titik tersebut akan terdengar suara orang tepuk tangan, semakin lama berdiri di atasnya, muncul lampu - lampu yang menyoroti titik tersebut.

Mungkin saat ini mereka sedang berada di atas panggung yang menyilaukan tapi membutakan mata.